Senin, 03 Februari 2014

UjiLaporan Praktikum Daya Hantar Listrik Pada Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit (lampu tidak menyala/gagal)



I. TUJUAN

·         Menguji daya hantar listrik berbagai larutan
·         Mengelompokkan larutan elektrolit dan non elektrolit
·         Mengetahui sifat-sifat larutan elektrolit dan non elektrolit

II. DASAR TEORI

Larutan merupakan campuran homogen yang komponennya terdiri dari zat terlarut dan pelarut. Pelarut yang digunakan adalah air, sedangkan zat terlarut terdiri dari senyawa ion atau senyawa kovalen polar. Larutan ada 2 macam berdasarkan daya hantar listriknya, yaitu:

Larutan Elektrolit yaitu larutan yang bersifat menghantarkan arus listrik. Larutan ini adalah larutan yang dengan zat terlarutnya dalam air akan terurai menjadi ion positf dan negatife . Larutan elektrolit dibagi menjadi dua, yaitu Larutan elektrolit kuat, yaitu yang dapat menghantarkan listrik dengan kuat, dan Larutan elektrolit lemah, yaitu yang dapat menghantarkan listrik dengan lemah.

Larutan Non Elektrolit yaitu larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Larutan dengan zat terlarutnya dalam air tidak terionisasi.

Teori Ion Svante Arrhenius, yang mengatakan bahwa ion-ion yang terdapat pada larutan elektrolit itulah yang dapat menghantarkan arus listrik melalui larutan.

Senyawa-senyawa pembentuk larutan elektrolit adalah senyawa ion, yaitu senyawa yang atom-atomnya bergabung melalui ikatan ion, serta senyawa pembentuk lainnya adalah senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya bergabung melalui ikatan kovalen.



III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat 
-        Gunting/cutter
-        Baterai 3V 2 buah
-        Lampu 2,5V 1 buah
-        Kabel listrik 50 cm
-        saklar
-        Tissue
-        Kertas lakmus
-        Gelas kimia 100ml
-        Selotip
-        Elektrode 2 buah
-        Botol aquades


2. Bahan Larutan
-        NaCl
-        NaOH
-        CH₃COOH
-        NH₄OH
-        HCL
-        Alkohol
-        Bensin
-        Gula
-        Urea
-        Aquades



IV. CARA KERJA


1.      Siapkan alat uji elektrolit
2.      Siapkan larutan dalam gelas kimia yang sudah diberi label
3.      Celupkan lakmus merah dan lakmus biru secara bersamaan agar terlihat dengan jelas perubahan warna yang terjadi
4.      Celupkan kedua elektrode ke dalam gelas pastikan tidak menempel satu sama lain
5.      Amati setiap perubahan yang terjadi dari nyala lampu maupun banyaknya gelembung yang dihasilkan
6.      Setelah selesai, bilas elektrode dengan aquades hingga bersih lalu keringkan menggunakan tissue
7.      Lakukan langkah percobaan no. 3-5 untuk larutan yang lainnya
8.      Mencatat data pengamatan


V. DATA PENGAMATAN


No
Larutan
Gejala pada lampu
Gejala pada
elektrode
Lakmus Merah
Lakmus
Biru
1
NaCl
Tidak menyala
Gelembung banyak
Merah
biru
2
NaOH
Tidak menyala
Gelembung banyak
Biru
Biru
3
Alkohol
Tidak menyala
Tidak ada gelembung
Merah
Biru
4
Bensin
Tidak menyala
Tidak ada gelembung
Merah
Biru
5
NH₄OH
Tidak menyala
Gelembung sedikit
Biru
Biru
6
Gula
Tidak menyala
Gelembung sedikit
Merah
Biru
7
Urea
Tidak menyala
Gelembung banyak
Merah
Merah
8
CH₃COOH
Tidak menyala
Gelembung sedikit
Merah
Merah
9
HCL
Tidak menyala
Gelembung banyak
Merah
Merah
10
Aquades
Tidak menyala
Gelembung sedikit
Merah
Biru



VI. ANALISIS DATA


Larutan-larutan tersebut sebenarnya ada yang bisa menyalakan lampu dan ada pula yang tidak. Ada yang menghasilkan gelembung ada pula yang tidak. Larutan yang menimbulkan gelembung adalah larutan elektrolit, sedangkan yang tidak adalah larutan non-elektrolit.

Larutan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik (ditunjukkan dengan lampu yang menyala terang) karena dapat terionisasi dengan baik (ditunjukkan dengan adanya gelembung-gelembung) merupakan larutan elektrolit kuat.

Larutan yang kurang dapat menghantarkan listrik dengan baik (ditunjukkan dengan lampu yang menyala redup atau tidak menyala sama sekali) karena tidak dapat terionisasi dengan baik (ditunjukkan dengan masih adanya gelembung-gelembung) merupakan larutan elektrolit lemah.

Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik sama sekali (ditunjukkan dengan lampu yang sama sekali tidak menyala) karena tidak dapat terionisasi sama sekali (ditunjukkan dengan tidak adanya gelembung-gelembung) merupakan larutan non-elektrolit.
Lakmus merah yang berubah warna menjadi biru mengindikasikan bahwa larutan tersebut adalah basa, sedangkan lakmus biru yang berubah warna menjadi merah mengindikasikan bahwa larutan tersebut asam dan lakmus yang tidak berubah warna mengindikasikan bahwa larutan tersebut bersifat netral.
Namun, dipercobaan kali ini alat uji elektrolitnya menemui sedikit masalah sehingga larutan yang menimbulkan gelembung banyak pada elektrode seperti NaCl tidak dapat menyalakan lampu dan begitu juga pada larutan yang lainnya. Hal ini mungkin terjadi karena human error pada saat pembuatan alat uji elektrolit sehingga pada waktu digunakan dalam praktikum tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Dengan hanya melihat gejala pada elektrode kita sudah bisa memastikan mana larutan elektrolit dan mana larutan non-elektrolit. Jika ingin mengetahui daya hantar listriknya, alat uji elektrolit harus direfisi kembali agar dapat memberikan data yang akurat.



VII. KESIMPULAN


Sifat dari larutan elektrolit adalah :
1. Elektrolit kuat: terionisasi sempurna dan gelembung yang dihasilkan banyak.
Larutan NaCl, NaOH, HCL dan Urea termasuk larutan elektrolit kuat.
2. Elektrolit lemah: terionisasi sebagian dan gelembung yang dihasilkan sedikit.
Larutan NH₄OH, CH₃COOH, gula dan aquades termasuk larutan elektrolit lemah.
Sifat dari larutan non-elektrolit adalah :
Tidak terionisasi dan tidak menghasilkan gelembung.
Alkohol dan bensin termasuk larutan non-elektrolit.

Alat uji elektrolit kurang berfungsi dengan baik sehingga pada semua larutan yang diuji lampu tidak dapat menyala.